Dampak penyebaran virus Corona (Covid-19) yang bersifat pandemik, turut berakibat pada turunnya ekonomi masyarakat. Sebagai salah satu solusi mengurangi dampak ini, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, telah mengarahkan agar seluruh pengerjaan proyek fisik di Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) NTB tersebut memanfaatkan tenaga kerja dan bahan konstruksi lokal.
‘’Khusus untuk program kegiatan ini sesuai dengan arahan Pak Gubernur, kami diminta untuk segera melaksanakan agar di bulan ini, ekonomi masyarakat yang lagi mandek bisa berputar kembali,’’ ujar Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) NTB, Ir. H. Azhar di Mataram.
Sebagai contoh, pemakaian paving blok hasil produksi NTB dalam program penataan lingkungan. ‘’Kita mengusahakan menggunakan paving-blok yang dibuat masyarakat lokal. Tentu dengan kualitas yang sesuai spesifikasi teknisnya nanti. Paling tidak yang K200,’’ ujar Azhar.
Perbaikan jalan lingkungan tersebut akan dilakukan di seluruh NTB, mulai dari Mataram sampai Bima. Menurutnya, dalam proyek tersebut akan diatur regulasi agar pengerjaan dilakuan oleh masyarkaat sekitar lokasi pengerjaan jalan.
‘’Kita upayakan masyarakat setempat kemudian bahan lokal setempat agar ekonomi paling tidak (berputar). Banyak sekarang PHK dan lain sebagainya,’’ ujar Azhar. Pihaknya berharap dengan pengerjaan proyek fisik tersebut banyak masyarakat yang dapat beralih sementara ke bidang konstruksi.
Dalam spesifikasi proyeknya, perbaikan jalan lingkungan menggunakan paving-blok akan dilakukan untuk jalan-jalan yang lebarnya kurang dari 3 meter. Untuk itu, pihaknya mengharapkan produksi paving blok di beberapa daerah seperti Lombok Timur dan lain-lain dapat meningkatkan kualitas produksi agar sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.
Selain itu, disiapkan juga penanganan RTLH untuk 11 rumah di setiap desa yang ada di NTB. Masing-masing rumah akan mendapatkan dana stimulan senilai Rp100 juta lebih untuk peningkatan kualitas.
‘’Yang mengerjakan itu yang punya rumah dan orang-orang di sekitarnya,’’ ujar Azhar. Menurutnya, proyek tersebut akan menyerap cukup banyak tenaga kerja selama masa pandemi berlangsung. ‘’Kalau 1 rumah butuh 5 orang, kali 11 (rumah di masing-masing desa) ada 55 (tenaga kerja) dalam satu desa. Kalau terjadi di 1.000 desa saja, besar sekali tenaga kerja yang digerakkan dengan kegiatan ini,’’ sebutnya.
Di sisi lain, penyebaran Covid-19 diakuinya memaksa pemerintah untuk mempercepat pembenahan RTLH. Hal tersebut mengikuti anjuran pemerintah agar masyarkat mengurangi aktivitas di luar rumah untuk sementara waktu.
‘’Kebetulan bulan-bulan ini orang diam di rumah, tentu ingin kualitasnya lebih bagus. Sudah ada datanya semua (untuk RTLH), itu makanya kita harus percepat bulan ini,’’ ujar Azhar. Dengan mempercepat proyek tersebut, masyarakat diharapkan dapat betah di rumah dan terbantu secara ekonomi.
Target penyelesaian RTLH di Disperkim NTB adalah 1.000 dengan kurun waktu pengerjaan sampai dengan Desember 2020 mendatang. Namun mempertimbangkan penyebaran Covid-19, program tersebut dipercepat agar terealisasi bulan ini.
Sebagai informasi, Disperkim NTB mencatat beberapa proyek yang dapat dipercepat mencapai 726 paket senilai Rp131,47 miliar. Kemudian ada juga proyek penunjukan langsung sebanyak 113 paket senilai Rp18,3 miliar. Proyek-proyek tersebut berupa pokok-pokok pikiran (Pokir), salah satunya pembenahan jalan lingkungan.
Source : SuaraNTB